DICARI
: CALEG BERSIH, DICARI : RAKYAT YANG TOLAK " SERANGAN FAJAR "
adakah
caleg bersih ? adakah caleg yang berani menjaminkan dirinya kepada masyarakat
dan kepada Tuhan bahwa dirinya tidak akan bermain money politik di dalam pemilu
legislatif nanti ?
saya yakin 8 dari 10 orang yang membaca artikel ini akan
menjawab, " TIDAK ADA ! ", mana ada orang sekarang yang mengejar
kekuasaan tidak bermain uang di dalam mewujudkan cita-citanya, mereka rela
melakukan apa saja, bahkan menjual apa saja, mungkin termasuk harga dirinya
untuk bisa duduk di kursi kekuasaan.
saya,
anda dan bahkan kita semua sama - sama menyadari money politic adalah tidak
mendidik, cerminan ketidakjujuran, bagaimana mungkin kita bisa percaya kepada
seorang caleg yang belum apa-apa sudah melakukan KETIDAKJUJURAN di dalam usaha
" pencaleg-an"nya.
pola
pikir instant, serba ingin cepat, menghalalkan segala cara adalah sifat-sifat
yang kerap secara jelas dipertontonkan dihadapan kita, politik transaksional
adalah budaya yang " wajar " untuk dilakukan guna meraih suara, lalu
sebagian orang mengatakan, " terima saja uangnya, jangan pilih orangnya
!", pembenarannya dari sisi rakyat adalah rakyat menerima uang itu karena
butuh makan, pembenarannya dari sisi caleg adalah karena kalau tidak melakukan
itu rakyat tidak akan memilih si caleg.
pola pikir " money politic " ini harus dirubah,
money politic menyebabkan bangsa ini seperti sudah tidak memiliki harga diri
lagi, caleg yang melakukannya seolah-seolah telah menyamakan harga diri rakyat
hanya sebatas nilai uang yang diberikan. Kalau rakyat menerima uang itu, apakah
harga diri rakyat begitu mudah untuk dibeli ?, kalimat yang sering
didengungkan " ambil saja uangnya tapi jangan pilih orangnya ",
bermakna sungguh bersayap, saya tidak terlalu bersetuju jika hal ini
dianggap pendidikan yang benar untuk rakyat, rakyat memang tidak bisa
disalahkan disaat mereka menerima uang dengan mengatasnamakan kondisi
kehidupan mereka yang memang membutuhkan itu, tapi kita tidak bisa juga
membiarkan sifat ini menjadi watak di kepala rakyat, ini seperti membiarkan
kebodohan dan ketidakjujuran menjadi bagian kewajaran dari kehidupan bangsa
ini.
Rakyat
harus diajarkan bahwa :
caleg money politic = caleg tidak terpercaya = caleg
berpotensi korupsi
caleg NO money politic = caleg terpercaya = caleg TIDAK
berpotensi korupsi
Mentalitas
bangsa ini sudah berada pada titik nadir, krisis kepercayaan berada
dimana-mana, para pemegang kekuasaan di negeri ini tanpa tersadar sudah
menjadikan kekuasaan dan materi adalah Tuhannya, ironis disaat kita mengakui
" Ketuhanan Yang Maha Esa " sebagai dasar kehidupan kita di dalam
berbangsa dan bernegara, bangsa ini boleh saja menderita tapi jangan sampai
kehilangan harga diri di mata penciptanya.
Pemilu legislatif 2014 sebentar lagi akan berlangsung, kita harus mengajak masyarakat secara bersama untuk " MELEK
" memilih wakilnya, ikut bertanggung jawab atas kehidupan masa depan
bangsanya, pilihlah caleg yang benar-benar berkualitas, baik dari segi mental
ataupun konsep perjuangannya, Jangan biarkan caleg yang melakukan money politic
memenangkan kursi - kursi di dewan perwakilan rakyat, pastikan caleg yang
melakukan hal ini TIDAK AKAN DIPILIH apalagi terpilih.
Dicari : Caleg Bersih,
seperti judul tulisan saya, mungkin ini seperti mencari sebuah jarum diantara
tumpukan jerami, tapi saya yakin sosok caleg seperti itu pasti ada, dan langkah
awal mendeteksi itu adalah disaat si caleg berani mengatakan sumpahnya di
hadapan masyarakat :
" Demi Allah saya
tidak akan menggunakan money politik di dalam perjuangan meraih suara rakyat,
dan Demi Allah saya juga tidak akan melakukan korupsi disaat saya terpilih
nanti ".
Siapa Caleg yang berani
melakukan ini ? Siapa Rakyat yang berani tidak menerima " serangan fajar
" ?, Siapa Caleg dan Siapa Rakyat yang mau turut serta memperbaiki bangsa
ini ?
Pilih KEJUJURAN atau
KEBOHONGAN, pilih HARGA DIRI atau UANG, saya dan anda mungkin saja berbeda
jawaban, berbeda pilihan, tapi TUHAN pasti akan menilai KITA dengan
kacamata kebenaran.
untuk perbaikan bangsa ini,
Taufan Rahmadi
No comments:
Post a Comment